Apa Yang Harus Dikerjakan?

V.I. Lenin (1902)



TAMBAHAN[97]:

USAHA MEMPERSATUKAN ISKRA DENGAN RABOCEYE DYELO

Sekarang kita tinggal menguraikan taktik yang diambil dan dijalankan dengan konsekwen oleh Iskra dalam hubungan-hubungan keorganisasiannya dengan Raboceye Dyelo. Taktik ini sudah dinyatakan selengkapnya dalam Iskra No. 1, dalam sebuah artikel “Perpecahan Dalam Perserikatan Kaum Sosial-Demokrat Rusia Di Luar Negeri"[*1]. Sejak semula kita berpendirian bahwa  Perserikatan Kaum Sosial-Demokrat Di Luar Negeri yang sebenarnya, yang dalam kongres pertama Partai kita diakui sebagai wakilnya di luar negeri, telah pecah menjadi dua organisasi; bahwa soal perwakilan Partai tetap merupakan suatu soal yang masih terkatung-katung, karena baru diselesaikan untuk sementara waktu dan bersyarat dengan terpilihnya dalam Kongres Internasional di Paris dua anggota dari Rusia untuk Biro Sosialis Internasional, seorang dari masing-masing golongan dari Perserikatan yang sudah pecah itu. Kita telah menyatakan bahwa pada hakekatnya Raboceye Dyelo salah; secara prinsip kita dengan tegas memihak grup Pembebasan Kerja, tetapi bersamaan itu kita menolak mempersoalkan detail-detail perepecahan itu dan mencatat jasa-jasa Perserikatan di bidang pekerjaan praktis semata-mata [*2].

Karena itu, sikap kita, sampai pada batas tertentu, adalah sikap menunggu; kita memberi konsesi kepada pendapat-pendapat yang berdominasi di kalangan mayoritas kaum sosial-demokrat Rusia bahwa lawan-lawan yang paling gigih  ekonomisme dapat  bekerja bergandengan tangan dengan Perserikatan karena Perserikatan itu telah sering menyatakan persetujuannya secara prinsip dengan grup Pembebasan Kerja, tanpa, rupanya, menuntut kebebasan mengenai soal-soal teori dan taktik yang fundamental. Kebenaran sikap kita secara tak langsung dibuktikan oleh kenyataan bahwa hampir berbarengan dengan terbitnya nomor pertama Iskra(Desember 1900) tiga anggota yang memisahkan diri dari Perserikatan dan yang membentuk apa yang dinamakan “Grup Pemrakarsa” dan menawarkan jasa-jasa mereka: (1) kepada seksi luar negeri dari organisasi Iskra, (2) kepada Organisasi Sotsial-Demokrat Revolusioner, dan (3) kepada Perserikatan, sebagai perantara dalam perundingan-perundingan untuk perdamaian. Dua organisasi yang pertama segera  memaklumkan persetujuan mereka, yang ketigamenolak. Benar, ketika seorang pembicara membentangkan fakta-fakta ini dalam Kongres “Persatuan” tahun yang lalu, seorang anggota Pengurus Perserikatan menyatakan bahwa penolakan mereka atas tawaran itu  semata-mata karena kenyataan bahwa Perserikatan tidak puas dengan komposisi Grup Pemrakarsa itu. Akan tetapi sementara saya menganggap sebagai kewajiban saya mengutip penjelasan ini, saya tidak bisa untuk tidak menyatakan pendapat bahwa penjelasan ini tidak memuaskan: mengetahui bahwa dua organisasi telah sepakat untuk mengadakan perundingan-perundingan, Perserikatan semestinya dapat mendekati mereka melalui perantara lain atau secara langsung.

Dalam musim semi tahun 1901 baik Zarya (No. 1, April) maupun Iskra (No. 4, Mei) mengadakan polemik terbuka dengan Raboceye Dyelo [98].  Iskra terutama menyerang “pembelokan sejarah” yang dilakukan oleh Raboceye Dyelo yang, dalam lampirannya pada bulan April, yaitu sesudah peristiwa-peristiwa musim semi, menampakkan kegoyangan mengenai keranjingan pada teror dan seruan-seruan “berdarah”. Walaupun ada polemik-polemik itu, Perserikatan setuju memulai lagi perundingan-perundingan untuk perdamaian melalui perantaraan suatu grup “pendamai” baru. Dalam bulan Juni berlangsung konferensipendahuluan dari para wakil ketiga organisasi tersebut di atas dan disusunlah suatu rancangan perjanjian atas dasar “persetujuan mengenai prinsip-prinsip” yang sangat terperinci yang dimuat oleh Perserikatan dalam brosur Dua Kongres dan oleh Liga dalam brosur Dokumen-Dokumen Kongres “Persatuan”.

Isi persetujuan mengenai prinsip-prinsip ini (atau sebagaimana lebih sering dinamakan, Resolusi-Resolusi Konferensi Juni) menunjukkan dengan jelas bahwa kita telah mengajukan sebagai syarat mutlak persatuan ialah penolakan yang setegas-tegasnya terhadap dan segala manifestasi oportunisme pada umumnya dan oportunisme Rusia pada khususnya. Pasal 1 berbunyi: “Kami menolak setiap usaha untuk memasukkan oportunisme ke dalam perjuangan klas proletariat—usaha-usaha yang telah diungkapkan dalam apa yang dinamakan ekonomisme, Bersnsteinisme, Millerandisme, dsbnya.”. “bidang aktivitas sosial-demokrasi  meliputi…… perjuangan ideologi menentang semua lawan Marxisme revolusioner” (4, c); “Di setiap bidang aktivitas keorganisasian dan agitasi sosial-demokrasi tidak boleh barang sesaatpun lupa bahwa tugas proletariat Rusia yang terdekat ialah—menggulingkan otokrasi” (5, a); “…..agitasi, tidak hanya atas dasar perjuangan sehari-hari antara kerja upahan dengan kapital” (5, b); “… tidak mengakui … suatu tingkat perjuangan ekonomi semata-mata dan tingkat perjuangan untuk tuntutan politik sebagian-sebagian” (5, c); “….kami menganggap penting bagi gerakan untuk mengkritik kecenderungan-kecenderungan yang mengangkat keelementeran… dan kepicikan bentuk-bentuk rendah gerakan sebagai suatu prinsip” (5, d).  Bahkan orang luar sama sekalipun, yang telah membaca resolusi-resolusi itu dengan agak teliti,  akan melihat dari perumusannya saja bahwa resolusi-resolusi itu ditujukan kepada orang-orang yang menjadi oportunis dan “ekonomis” yang, sekalipun untuk sesaat, melupakan tugas menggulingkan otokrasi, yang mengakui teori tingkat-tingkat, yang telah mengangkat kepicikan menjadi suatu prinsip, dsb. Dan siapapun juga yang sedikit saja mengetahui polemik-polemik yang dilakukan oleh grup Pembebasan Kerja, Zarya dan Iskra terhadap Raboceye Dyelo, sesaatpun tidak dapat menyangsikan bahwa resolusi-resolusi itu, pasal demi pasal, menolak justru kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan Raboceye Dyelo. Karena itu, ketika salah seorang anggota Perserikatan menyatakan dalam Kongres “Persatuan” bahwa artikel-artikel dalam Raboceye Dyelo No. 10 didorong bukan oleh “pembelokan sejarah” baru pada pihak Perserikatan, melainkan oleh “keabstrakan” yang keterlaluan dari resolusi itu [*3], maka hal ini sudah sepantasnyalah ditertawakan oleh salah seorang pembicara. Resolusi-resolusi itu bukan hanya tidak abstrak, katanya, tetapi bahkan luar biasa konkritnya; membaca resolusi-resolusi itu sepintas kilas saja sudahlah cukup untuk mengetahui bahwa resolusi-resolusi tersebut dimaksudkan untuk “menangkap” seseorang.

Pernyataan ini menjadi sebab terjadinya episode yang khas dalam kongres itu. Di satu pihak , B. Kricevsky segera mencekam kata “menangkap” dengan mengira ini adalah selip lidah  yang menyingkapkan maksud-maksud jahat kita (“memasang perangkap”) dan dengan penuh perasaan berseru: “Siapakah yang hendak mereka tangkap, siapa gerangan?” “Ya siapakah sesungguhnya?” tanya Plekhanov dengan ironis . “Saya akan bantu kawan Plekhanov yang kurang pandai menebak”, jawab B Kricevsky. “Akan saya terangkan kepadanya bahwa yang mau ditangkap ialah dewan redaksi Roboceye Dyelo(ruang sidang riuh gelak tawa terbahak-bahak ).”Tetapi kami tidak membiarkan diri kami tertangkap !(Komentar dari kiri : semakin celaka bagi kalian!”). Di pihak lain seseorang anggota dari group Borba (suatu grup pendamai ), dalam menentang amandemen-amandemen Perserikatan pada resolusi-resolusi itu dan dalam keinginannya untuk membela pembicara kita , menyatakan bahwa rupanya kita kata kata “menangkap “ itu terlontar secara tidak sengaja dalam panas-panasnya polemik.

Dari pihak saya, saya berpendapat bahwa “pembelaan” demikian itu bagi pembicara yang menggunakan kata-kata yang sedang di bahas itu tidak akan menyenangkan. Saya berpendapat kata-kata “menangkap seseorang” adalah “kata-kata yang di ucapkan dengan kelakar tetapi yang dipikirkan dengan serius”: kita selalu menuduh Raboceye Dyelo tidak teguh , bimbang dan karena itu, tentu saja, kita harus berusaha menangkapnya untuk menghentikan kebimbangannya ini. Sedikit pun tak ada terbayang maksud jahat dalam hal ini, karena soalnya mengenai ketidakteguhan dalam prinsip. Dan kita berhasil “menangkap” Perserikatan secara kawan [*4] sedemikian rupa sehingga B.Kricevsky sendiri dan seorang anggota lagi dari Pengurus Perserikatan menandatangani resolusi-resolusi Juni.
Artikel-artikel dalam Raboceye Dyelo No.10 (kawan-kawan kita melihat nomor ini untuk pertama kali ketika mereka sampai di kongres, beberapa hari sebelum sidang-sidang di mulai) , menunjukkan dengan jelas bahwa suatu pembelokan baru telah terjadi dalam Perserikatan dalam masa antara musim panas dan musim rontok: kaum ekonomis telah unggul lagi , dan dewan redaksi yang berubah menurut kemana “angin” berembus, mulai membela lagi kaum “Bernsteinis yang paling karatan”dan “kebebasan mengkritik”, membela “spontanitas” dan melalui mulut Martinov, mengkhotbakan “teori membatasi” lingkungan pengaruh politik kita (katanya dengan maksud membuat pengaruh ini menjadi lebih rumit) . Sekali lagi pendapat Pavrus yang jitu bahwa sulit menangkap seorang oportunis dengan suatu rumus, terbukti benar. Seorang oportunis dengan mudah menyetujui sembarangrumus dan semudah itu pula meninggalkannya, karena oportunisme itu justru ketiadaan prinsip-prinsip yang pasti dan teguh.  Hari ini kaum oportunis menolak segala usaha memasukkan oportunisme, menolak segala kepicikan, dengan khidmat berjanji “tak akan  barang sesaatpun melupakan tugas menggulingkan otokrasi’, melakukan “agitasi tidak hanya atas dasar perjuangan sehari-hari antara kerja upahan dengan kapital”, dst, dst. Tetapi esoknya mereka mengubah bentuk pernyataan mereka dan kembali pada muslihat lama mereka dengan dalih membela spontanitas dan gerak majunya perjuangan sehari-hari yang boyak, menyanjung-nyanjung tuntutan-tuntutan yang menjanjikan hasil-hasil yang nyata berwujud, dsbnya. Dengan terus menegaskan bahwa dalam artikel-artikel dalam No. 10 “Perserikatan baik di masa lalu maupun sekarang tidak melihat sesuatu penyimpangan secara bid’ah prinsip-prinsip umum rncangan yang diterima dalam konferensi” (Dua Kongres, hlm.26), maka Perserikatan hanyalah memperlihatkan tidak adanya sama sekali kemampuan atau keengganan untuk memahami hakekat perbedaan-perbedaan pendapat.    

Sesudah keluarnya Raboceye Dyelo No. 10, kita hanya dapat melakukan satu usaha saja: membuka diskusi umum guna memastikan apakah semua anggota Perserikatan setuju dengan artikel-artikel ini dan dengan dewan redaksinya. Perserikatan teristimewa tidak senang dengan kita karena hal ini dan menuduh kita berusaha menabur benih perpecahan dalam Perserikatan, turut campur dalam urusan orang lain, dsb. Tuduhan-tuduhan ini terang tidak beralasan karena dengan dewan redaksi pilihan yang “berputar haluan” ke mana saja angin berembus, bagaimanapun lemahnya angin ini, segala-galanya bergantung justru pada arah angin, dan kita tentukan arah itu dalam sidang-sidang tertutup dimana tak seorang pun hadir kecuali anggota-anggota organisasi-organisasi yang berniat bersatu. Amandemen-amandemen pada resolusi-resolusi Juni yang diajukan atas nama perserikatan telah melenyapkan bayangan terakhir harapan tercapainya kata sepakat. Amandemen-amandemen itu merupakan bukti dokumenter pembelokan baru ke ekonomisme dan kenyataan bahwa mayoritas anggota Perserikatan sependapat dengan Raboceye Dyelo No. 10. Diajukan supaya kata-kata “apa yang dinamakan ekonomisme” dicoret dari kaitannya dengan manifestasi-manifestasi oportunisme (dengan dalih “arti” empat kata ini “samar-samar”—tetapi sekiranya demikian motifnya, maka konsekwensinya adalah orang harus lebih tepat mendefinisi hakekat kesalahan yang sudah meluas), dan mencoret “Millerandisme” (meskipun B. Kricevski membelanya dalam Raboceye Dyelo No. 2-3, hlm. 83-84) dan lebih terang-terangan lagi dalam Vorwarts [*5]. Walaupun kenyataan bahwa resolusi-resolusi Juni itu dengan tegas menunjukkan bahwa tugas sosial-demokrasi adalah “memimpin setiap manifestasi perjuangan proletariat menentang segala bentuk penindasan politik, ekonomi dan sosial”, dengan demikian menuntut adanya keberencanaan dan persatuan dalam semua manifestasi perjuangan ini. Perserikatan menambah lagi kata-kata yang sama sekali tidak perlu yaitu bahwa “perjuangan ekonomi merupakan pendorong yang perkasa bagi gerakan massa” (dengan sendirinya, kata-kata ini tak dapat dibantah, tetapi dengan adanya ekonomisme yang sempit, ini tidak bisa tidak memberi alasan untuk interpretasi yang keliru). Selain itu, bahkan penyempitan “politik” secara langsung dimasukkan ke dalam resolusi-resolusi Juni, baik dengan dicoretnya kata-kata “barang sesaat pun” (tidak melupakan tujuan menggulingkan otokrasi) maupun dengan ditambahkannya kata-kata “perjuangan ekonomi merupakan jalan yang paling luas dapat digunakan untuk menarik massa ke dalam perjuangan politik yang aktif”. Tentu saja sesudah dimasukkannya amandemen-amandemen demikian itu semua pembicara dari pihak kita, satu demi satu, menolak berbicara, menganggap sama-sekali tidak ada gunanya meneruskan perundingan-perundingandengan orang-orang yang membelok lagi ke ekonomisme dan yang berusaha menjamin bagi diri mereka sendiri kemerdekaan untuk bimbang.

“Justru dipertahankannya wajah bebas dan otonomi Raboceye Dyelo yang dianggap oleh Perserikatan sebagai sine qua non [*6] bagi kekokohan persetujuan kita yang akan datang, yang dipandang oleh Iskra sebagai batu penghalang bagi persetujuan” (Dua Kongres, hlm. 250. Ini sangat tidak tepat. Kita tidak pernah melakukan makar menentang otonomi [*7] Raboceye Dyelo. Kita memang mutlak menolak mengakui kebebasan wajahnya, jika dengan “wajah bebas’ itu dimaksudkan kebebasan mengenai soal-soal prinsip yang bertalian dengan teori dan taktik: Resolusi-resolusi Juni memang secara mutlak menolak mengakui kebebasan wajah demikian itu karena, dalam praktek, “wajah bebas” demikian itu selalu berarti, sebagaimana telah kita tunjukkan, segala macam kebimbangan yang memupuk perpecahan yang berdominasi di kalangan kita dan yang tak dapat dibiarkan dilihat dari segi Partai. Dengan artikel-artikel dalam No. 10 dan dengan “amandemen-amandemen” itu Raboceye Dyelo jelas memperlihatkan keinginannya mempertahankan justru kebebasan wajah semacam ini, dan keinginan yang demikian itu tentu saja dan tak terelakkan membawa perpecahan dan pernyataan perang. Tetapi kita semua bersedia mengakui “wajah bebas” dari Raboceye Dyelo dalam arti bahwa ia harus memusatkan diri pada fungsi-fungsi ini secara tepat dengan sendirinya meminta: 1) majalah keilmuan, 2) surat kabar politik, dan 3) kumpulan artikel yang populer, dan brosur-brosur yang populer. Hanya dengan menyetujui pembagian fungsi yang demikianlah Raboceye Dyelo akan membuktikan bahwa ia dengan tulus hati ingin meninggalkan sekalidan selama-lamanya kesalahan-kesalahannya yang menjadi sasaran resolusi-resolusi Juni. Hanya pembagian fungsi yang demikianlah yang akan melenyapkan segala kemungkinan perselisihan dan secara efektif akan menjamin persetujuan yang kokoh yang bersamaan itu akan menjadi dasar bagi kebangkitan baru dan sukses-sukses baru gerakan kita.

Sekarang tak ada sosial-demokrat Rusia satu pun yang dapat menyangsikan lagi bahwa perpecahan yang definitif antara kecenderungan revolusioner dengan kecenderungan oportunis ditimbulkan bukan oleh sesuatu keadaan “keorganisasian”, melainkan oleh keinginan kaum oportunis untuk mengkonsolidasi wajah bebas oportunisme dan untuk terus menimbulkan kekusutan pikiran dengan uraian-uraian panjang lebar orang-orang sebangsa Kricevski dan Martinov.


Catatan:

[97] Tambahan ini dihilangkan oleh Lenin ketika Apa Yang Harus Dikerjakan ? diterbitkan lagi dalam tahun 1907 dalam kumpulan Dua Belas Tahun.

[*1] Lihat Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 4, hlm.  553-554—Red.

[*2] Penilaian kita mengenai perpecahan itu tidak hanya berdasarkan pembacaan literatur mengenai pokok persoalan itu tetapi juga berdasarkan bahan-bahan keterangan yang dikumpulkan di luar negeri oleh beberapa anggota organisasi kita.

[98] V. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Moskow,1946, Jilid 5, hlm. 1-12.

[*3] Pernyataan ini diulangi lagi dalam Dua Kongres, hlm. 25.

[*4] Tepatnya: dalam prakata resolusi-resolusi Juni kita katakan bahwa sosial-demokrasi di Rusia secara keseluruhan selelu berdiri di atas prinsip-prinsip group Pembebasan Kerja dan bahwa jasa perserikatan yang terutama ialah aktivitasnya di bidang penerbitan dan pengorganisasian. Dengan kata-kata lain, kita menyatakan kesediaan kita sepenuhnya untuk melupakan semua yang sudah lewat dan mengakui kemanfaatan (untuk usaha) pekerjaan kawan-kawan kita dari Perserikatan dengan syarat  bahwa ia menghentikan sama sekali kebimbangan yang telah kita usahakan untuk “menangkapnya”. Setiap orang yang tidak memihak setelah membaca resolusi-resolusi Juni hanya akan menafsiran demikian. Jika Perserikatan sekarang, setelah menimbulkan perpecahan dengan pembelokannya yang baru ke ekonomisme (dalam artikel –artikelnya dalam No.10 dan dalam amandemen-emandemennya ) , sekarang secara khidmat menuduh kita berbohong (Dua Kongres, hlm. 30) karena apa yang telah kita katakan tentang jasa-jasanya , maka sudah barang tentu tuduhan demikian itu hanyalah dapat membikin orang tersenyum.    

[*5] Suatu polemik mengenai persoalan ini telah dimuali dalam Vorwarts antara redakturnya yang sekarang, Kautsky, dengan Zarya. Kita pasti akan menyampaikan polemik ini kepada pembaca Rusia[99]

[99] Iskra no. 18 (10 Maret 1902) dalam rubriknya “Dari Partai” memuat artikel “Polemik Zarya dengan Vorwarts” yang menyimpulkan polemik itu.

[*6] Mutlak perlu.—Red.

[*7] Yaitu, jika konsultasi-konsultasi redaksi berkaitan dengan pembentukan suatu dewan tertinggi bersama dari gabungan organisasi-organisasi tida dipandang sebagai suatu pembatasan terhadap otonomi; dan ini disetujui Raboceye Dyelo dalam bulan Juni.


KESIMPULAN KOREKSI ATAS APA YANG HARUS DIKERJAKAN?